Kamis, 12 Februari 2015

Kunjungan Kampoeng Dolanan (Revitalisasi Desain Mainan Tradisional Indonesia) - Desain Produk 2

Yup! Dengan mengangkat tema yang berkaitan dengan Indonesia, maka artikel ini saya buat menggunakan Bahasa Indonesia (sementara :), ntar kalo nyelo bikin artiker versi in English ! pasti donkk)

Terkait dengan banyaknya mainan tradisional di Indonesia yang kalah jauhnya dengan mainan luar (terutama dari China) baik dari segi penjualan, safety user/keselamatan bermain, ketahanan produk serta pengaruh lingkungan dan perkembangan zaman. Nah melalui mata kuliah Desain Produk 2 ini, kami sedang berusaha untuk membuat mainan tradisional dengan perkembangan metode ATUMICS dan SCAMPER, semacam membuang point negatif dan mempertahankan point positif untuk dikembangkan menjadi sesuatu yang modern (canggih) tanpa meninggalkan ket-tradisional-annya. Dalam kelompok kerja sendiri terdiri dari Karuna Dewi, Claudia Nikita dan saya sendiri Chintia, atau yg sering dipanggil oleh teman desproders, Capriee. Jadi, selama sepanjang semester kami mempelajari yang namanya mainan, dari segi tradisional maupun modern, yang murah sampai yang mahal, yg lawas sampai yg sudah ga produksi, lengkap deh.

12 Februari 2015 - Kami bahkan juga mengadakan kunjungan ke sebuah kampung di mana para nenek dan kakek (sering dipanggil sebagai simbah) berperan penting sebagai pembuat mainan tradisional, lebih jelasnya, produksi mainan tradisional secara manual. Mereka lebih memilih menggunakan material dari alam dan barang bekas, dengan tujuan menghidupkan kembali benda yang sering kita sebut sebagai sampah. Banyak pelajaran penting yang patut diambil melalui kunjungan tersebut, dari gaya hidup sampai ke konsep atau cerita di balik mainan tradisional yang dibuat di sini. Sebagai orang luar pulau, saya tentu merasa bangga, karena ini pertama kalinya saya melihat bahwa Indonesia ternyata memiliki mainan seperti ini.
Konstruksi Payung Megar Mingkup
Pak Pur Menggerakkan Wayang Angkrek
Mekanisme Wayang Angkrek
Wayang Angkrek buatan sendiri :)
Wayang angkrek - salah satu mainan tradisional yang memiliki mekanisme sederhana yang patut dipertahankan. Gerakan mainan tersebut dipengaruhi oleh beberapa titik tarik, pada bagian lengan dan paha yang menggunakan binary link sedangkan bagian badan menggunakan quartenary link yang menghubungkan paha dan lengan sehingga dalam proses pembuatannya dibutuhkan ketelatenan dan kepresisian pada lubang dan bentuk pola angkrek itu sendiri.


Ngeksis dengan Kithiran Buatan Sendiri :3
Kithiran - Sesuai dengan namanya, mainan tersebut berupa kincir berukuran mini dengan 8 sisi baling, Rangka dasar yang berbentuk lingkaran dan susunan 4 buah kincir yang di susun secara atas bawah kiri kanan. Bahan yang digunakan berupa rangka bambu dan kincir kertas yang diwarna menggunakan teres (katanya pewarna makanan) sehingga jika diletakkan di luar (outdoor) ketika hujan, maka mainan tersebut akan rusak. Mainan tersebut memiliki bentuk yang sedemikian rupa karena menyesuaikan kecepatan angin yang melaluinya. Bahkan arah penempelan dan cara pemasangannya haruslah pada poros dan arah baling yang benar agar putaran kithiran menjadi lancar saat dilalui angin.
Kithiran semacam mengingatkan kami pada masa kecil dulu :')

Tidak ada komentar:

Posting Komentar