Sosialisasi ADPII 2015 di Universitas Kristen Duta Wacana (Dokumentasi oleh Marcellino) |
(UKDW,
15 Juni 2015) Aliansi Desain Produk Industri Indonesia (ADPII) adalah bentuk
revitalisasi dari Asosiasi Desain Produk Indonesia mengadakan sosialisasi di
Universitas Kristen Duta Wacana yang dihadiri oleh desainer professional, dosen
dari Universitas Kristen Duta Wacana, Universitas Gadjah Mada, Institut Seni
Indonesia, Universitas Sanata Dharma, perwakilan pengurus AMKRI di Yogyakarta serta
rekan-rekan mahasiswa yang berkecimbung dalam dunia desain produk. Singgih
Kartono juga turut hadir pada kegiatan ini. Mengapa Desain Produk Industri ?
Program Studi Desain Produk lebih dikenal sebagai Industrial Design secara internasional. Penerjemahan tersebut
kemudian diarahkan menjadi Produk Industri karena yang dirancang bukanlah
industri, melainkan produk.
Dalam
sosialisasi ADPII 2015 juga dibuka pendaftaran keanggotaan bagi desainer
professional maupun mahasiswa desain yang ada di Indonesia, khususnya di Kota
Yogyakarta. Pada acara tersebut, untuk pertama kali pihak ADPII menyerahkan
kartu anggota di Yogyakarta kepada beberapa desainer yang secara sah sudah
menjadi anggota ADPII.
Ketua Umum ADPII menyerahkan kartu keanggotaan ADPII untuk pertama kalinya kepada ketua panitia sosialisasi ADPII Yogyakarta (Dokumentasi oleh Dommy) |
Setelah
bergabung menjadi anggota, manfaat yang akan diperoleh berupa networking antar desainer Indonesia, sertifikat pengakuan, updating
improvement yang menguntungkan bagi setiap desainer professional dan
desainer muda untuk saling berbagi pengalaman. Selain itu, adanya asosiasi profesi
desainer produk industri ini juga berperan untuk melindungi para desainer
Indonesia melalui design policy. Menurut
Ketua Umum ADPII, Dr. Adhi Nugraha, M.A., sasaran keanggotaan dari ADPII
sendiri bersifat terbuka dimana anggota yang mendaftar tidak harus berasal dari
lulusan program studi desain produk, melainkan orang-orang yang memiliki
portofolio dan terbukti mampu menciptakan produk yang diakui oleh masyarakat.
Nilai
craftsmanship di Yogyakarta ini
diangkat sebagai sebuah aset terbangunnya Program Studi Desain Produk UKDW. Menurut
ketua panitia sosialisasi ADPII Yogyakarta, Kristian Oentoro, S.Ds., M.Ds.,
nilai ini mampu menunjukkan ciri khas produk yang secara manufaktur masih
melibatkan sentuhan tangan manusia. Kata kerajinan itu sendiri dapat
dikategorikan sebagai “slow design” dimana
produk dibuat secara lokalitas dan handmade
dengan penuh rasa sukacita baik dari proses desain sampai ke perwujudan
produk sehingga produk dapat dinilai dari filisofi proses pembuatannya itu
sendiri.
Banyaknya
produk yang mengarah ke mass industrial
design sekarang ini justru memberi peluang bagi para desainer produk di
Indonesia untuk menunjukkan potensi lokal melalui keterampilan desain yang
memberdayakan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Adanya wadah asosiasi
tersebut diharapkan juga berpotensi untuk mengembangkan ekonomi kreatif. Di
sinilah kita sebagai desainer harus mengambil bagian dalam upaya mengembangkan industri
Indonesia, seperti kata Mahatma Gandhi,
“Be the change you want to see in this
world” . (Chintia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar